Jepara — Iwan Fariyanto, SE., putra kelahiran Jepara pada tanggal : 9 Juni 1983 ini merupakan satu dari anak muda yang cukup sukses dalam karirnya sebagai seorang berwiraswasta di bidang permebelan, sesuai dengan latar belakang
Pendidikannya yang mengecam S1 jurusan manajemen ekonomi. Pada pemilihan legislatif tahun 2024 mendatang akan maju sebagai calon legislatif DPRD Kabupaten Jepara dari Partai Demokrat, dengan nomor urut : 9 di daerah pemilihan (Dapil 2, Kecamatan Bangsri, Mlonggo dan Pakisaji).
Iwan Fariyanto, SE adalah putra kandung dari 2 bersaudara dari seorang Ayah yang bernama Hadi, dan Ibu yang bernama karniti. Sedangkan domisili saat ini berada di desa Srobyong RT 03 RW 02, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, dan memiliki 3 anak yang bernama ; Amelia adhelinajaya, dan 2 putra yang diberi nama Muhammad Fahri dan Raihan Rizky Irwansyah.
Pengalaman dan masih aktif diberbagai kegiatan Organisasi diantaranya seperti PBBI, Ormas, serta LSM kontras. Sebagaimana hal itu disampaikan oleh Iwan Fariyanto, SE pada Wartawan, Senin (25/12/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam visinya, Iwan Fariyanto, SE menjelaskan : “Memajukan Jepara khusus para petani jepara yang membutuhkan pupuk murah. Dan Membantu para pelaku UMKM Jepara.
Sedangkan Misinya adalah : Mewujudkan masyarakat Jepara ekonomi kreatif, Petani aspirasi tersalurkan, UMKM termonitor dari modal sampai penjualan, dari semua lini.
Maju bersama duduk bersama pemerataan pembangunan, Menyalurkan dan Mengawasi program pemerintah”, ungkapnya.
Lebih lanjut Iwan Fariyanto, SE menyampaikan, “Jadi wakil rakyat itu adalah sebuah hak setiap orang, namun jangan berorientasi hanya dikarenakan gaji yang besar tapi lebih kepada amanah untuk memenuhi harapan masyarakat atau konstituen.
Menurut saya, orang bisa berpikiran menjadi wakil rakyat adalah sebuah kesempatan karena hanya terbersitnya sepengal saja, yakni gaji, tunjangan ataupun insentif yang diasumsikan besar.
Tapi tuntutan secara kepartaian dan konstituen serta integritas selaku wakil rakyat kerap tidak dipikirkan banyak orang.
“Ya, kalau pikiran hanya gaji, anggota dewan selalu dicap minor kinerjanya.
Saya berharap, paradigma penilaian kinerja dewan yang selalu santai harus dibuang secara total, setidaknya sudah saatnya para caleg membuka wawasan dan cara pikir masyarakat, bahwa kinerja lembaga legislatif tidak lain memperjuangkan aspirasi rakyat yang sudah disampaikan diawal pencalonan, paparnya.
(Yusron)