LAMPUNG -Jurnalis Investigasi News- Assatour tour & trevel yang ber alamat-kan kantor pusat soekarno hatta jl gama 1 tanjung senang Bandar Lampung, diduga langgar prokes mengarahkan para jama’ah umroh untuk tidak melalui karantina main belakang main suap menyuap. Selasa (15/03/2022)
Pemilik tour & trevel ( TAUFIK ) Dan selaku kakak juga pengelola ( SUYANTO ) bekerjasama mengarahkan para jama’ah untuk tidak lakukan karantina, dimasa gencar nya pemerintah mengerahkan seluruh instansi untuk memutuskan tali rantai penyebaran Covid-19 dan Omicron TAUFIK dan SUYANTO justru menyalahi aturan dan di langgar nya,
Dari hasil rekaman suara yang di sampaikan oleh SUYANTO kepada Jama’ah Suyanto menjelaskan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Gini Bu proses nya kalau ibu mau tau bisa ibu pertanyakan sama trevel lain harus ada karantina, standar umum harus wajib karantina minimal 5 hari, di Trevel kita ada yang 3 hari ada yang 5 hari ada yang 10 hari, bu ini mau karantina 5 hari atau ibu mau nembak, kalau ibu mau nembak itu kit tidak ada karantina, dan semua jamaah tidak ada karantina sehingga di tembak-kan Rp.7 juta rupiah , tujuh juta itu biaya karantina Rp.6.600.000 ( enam juta enam ratus ribu rupiah ) sisa nya Rp.400.000 makanya di kembalikan, papar suyanto
“Nah kalau kemaren ibu ibu ny enggak mau ngomong gak mau di karantina ya tetep di karantina 5 hari, jadi bu disini ni untuk jamaah umroh bisa di tanyakan kemana pun bahkan bisa sercing di YouTube ya mengenai karantina itu prosedur nya kayak mana, adapun tembak menembak itu kita lewat belakang ya sepertinya menyalahi hukum, tapi kebanyak jama’ah tidak mau di karantina akhirnya pihak trevel itu di tembak kan gitu bu.jelasnya
Rekaman suara dari Taufik kepada suyanto yang di kirim oleh suyanto kepada awak media ini Taufik menjelaskan kepada Suyanto,
“Jadi gini lho mas, uang karantina itu terbagi dua, empat juta di arab saudi tiga juta di Indonesia, empat juta di arab saudi itu sudah di gunakan, hanya beda nya waktu di arab saudi itu kus nya itu karantina semua jama’ah di karantina tapi tetap saya boloskan untuk ber ibadah di tanah suci di masjidil nabawi karna menimbang kemanusia an, cukuplah jama’ah kloter pertama rombongan ibu reni bakso Abi itu lah yang menerima pahitnya selama 4 hari tidak boleh kemana-mana, jelas taufik
” Tapi Alhamdulillah ya kan rombongan pertama diberikan kemudahan walaupun karantina untuk ber ibadah di masjid nabawi,artinya uang 4 juta sudah mutlak kami bayarkan seperti itu,lalu sisa lagi 3 juta,sisa nya kemana,satu hari kita karantina di Indonesia begitu pulang kita lakukan sweb setelah sweb kita di bawa lagi ke hotel untuk karantina satu hari, papar Taufik
“Sambil menunggu hasil sweb kita di karantina itu maka hasil sweb nya itu kebanyakan rata-rata orang yang umroh itu status nya positif, seperti hal nya kemaren 47 jama’ah 39 jama’ah yang positif walaupun status nya sehat, begitu juga dengan jama’ah yang sekarang yang kemaren rombongan kemaren terakhir 52 orang semua sehat tapi status nya banyak juga yang positif, nah hasil kepositipan tersebut itu lah karna saya gak mau di bawa lagi ke wisma atlit yang makan waktu 5 hari sampai 10 hari, imbuh tufik
“Maka saya minta ijin kepada jama’ah semua kompak semua sepakat bahwasan nya udah banding aja yang penting kita bisa pulang, maka dengan adanya seperti itu saya langsung banding, saya juga gak mau serta merta langsung saya ambil keputusan saya harus dong konsultasi kepada jama’ah seperti itu,
“Alhamdulillah jama’ah semua nurut hasil nya banding, karantina sehari nanti ada nota nya akan saya berikan senilai 1 juta dua puluh lima ribu satu hari, ber arti kalau 3 juta di kurangi 1 juta 25.ribu masih ada sisa 1,975.000 ( satu juta sembilan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah ). “sisa nya itu kemana……satu hari sebelum keberangkatan kita kan di sweb, emang sweb nya gratis, bayar saya, bayar lagi, setelah itu sisa-nya kemana lagi, sisa nya untuk banding, dari banding tersebut lah Alhamdulillah masih ada sisa Rp.400.ribu maka saya berikan,
Untuk lebih lengkap nya coba deh mas Yanto tanya ke ibu reni bahwasanya ibu reni itu dari hasil negatif ke hasil positif itu dimintain 2,500.000 ( dua juta lima ratus ribu rupiah ), lha ini sangat murah lho kurang lebih di angka Rp.750.000 ( tujuh ratus lima puluh ribu rupiah )
Seharusnya jama’ah ini sangat bersyukur, kenapa” nilai ibadah nya jauh lebih banyak di bandingkan jama’ah kloter pertama ( ke 1 ) dengan menghabiskan uang yang sama nilai ibadah nya jauh lebih banyak, kenapa, karna di arab saudi kan walupun karantina saya boloskan, seperti itu.papar Taufik
“Yang selanjutnya, dari sisi waktu dia menang, bayangkan lho rombongan kloter pertam ( ke 1 ) mas yanto ya kan, mas yanto merasakan sendiri itu ada yang di karantina minimal termasuk saya sendiri termasuk trevel 8 hari waktu yang sangat lama bagi saya, ini harusnya kita bersyukur kita bisa lolos satu hari clear, terus apalagi yang mau di complain kan, toh itu sudah kesepakatan kita bersama kita di dalam bus waktu kita bicarakan sama-sama jama’ah, jadi saya mengambil sebuah keputusan tidak gegabah ya mohon di mengerti seperti itu, mohon maaf dari 52 jama’ah ini Alhamdulillah sampai detik ini baru pak Suyanto yang mempertanyakan seperti ini karna semua nya sudah tau alur-nya makasih mas, lalu Taufik mengakhiri penjelasan nya melalui via tlp kepada Suyanto.
Saat di konfirmasi via tlp kepada Suyanto menjelaskan, ” assalamualaikum mas, jadi itu ya rekaman itu yang punya trevel itu adik saya dan termasuk saya pengolah-nya gitu kan, jadi penjelasan nya kayak gitu mas kurang lebih ketika sampean mau menanyakan karantina ya itu jawab nya, tapi ya nanti seandainya sampean kurang puas ya bisa tunggu saya-saya lagi mau makan sama temen-temen ni nanti sekitar dua jam lagi saya pulang, oke ya mas ya makasih assalamualaikum. Papar Suyanto
Dari hasil rekaman suara yang ada dan penjelasan saat di konfirmasi di kediaman Taufik dan Suyanto di satu tempat, penjelasan yang menurut awak media ini ber putar-putar
Kepada APH dengan adanya pemberitaan pelanggaran menyalahi aturan prokes ini meminta untuk menindak tegas sesuai UU yang berlaku.
Riyan.F/red