Kebumen, Jawa Tengah, Jurnal Investigasi News – Camat Kutowinangun membantah pernyataan salah satu kepala desa, yang mana bahwa dinas terkait sudah melakukan monitoring dan mengaudit perihal pembangunan gedung serbaguna di Desa Tanjungsari, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Berawal dari keterangan PJ kepala desa (Kades) Tanjungsari Anang Suprayogi, bahwa dinas terkait pernah melakukan monitoring dan mengaudit pembangunan gedung serbaguna di desanya tersebut.
Dari perihal tersebut diatas Camat Kutowinangun Bawono Andi Widodo langsung angkat bicara, dirinya mengungkapkan bahwa dinas melakukan monitoring ke desa Tanjungsari bukan terkait adanya pembangunan gedung serbaguna melainkan yang lainnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sampai saat ini kami dari kecamatan belum pernah melakukan audit perihal gedung serbaguna yang berada di Desa Tanjungsari itu. Dan seingat kami dari dinas lnspektorat bagian Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) pernah melakukan audit ke desa Tanjungsari itu perihal pekerjaan yang lain, yaitu terkait saluran irigasi yaitu talud,” terang Bawono Andi Widodo diruang kerja Camat, Selasa (4/6/2024).
“Dulu kami memang pernah melakukan pengecekan tapi hanya terkait administrasi saja dan Surat pertanggung jawaban (SPJ), tetapi untuk nominal ditahap (1) satu maupun (2) dua kami tidak begitu hafal berapa jumlahnya,” imbuhnya.
“Ditambah lagi perihal moniv itu kesesuaian dokumen antara Musdes dan pekerjaan pembangunan. Contohnya laporan sudah masuk berapa persen lalu bulan berikutnya sudah berapa persen lagi yang masuk. Sedangkan moniv itu jadwalnya setahun dua kali yaitu di pertengahan semester dan akhir tahun,” ungkapnya.

Kemudian saat disinggung terkait pembangunan gedung serbaguna, apakah dirinya pernah melakukan pengawasan secara langsung selama pembangunan. Camat Kutowinangun mengatakan, bahwa dia pernah kelokasi perihal pekerjaan akan tetapi tidak secara detail keseluruhannya.
“Kami datang melihat pekerjaan itu dipihak ketiga kan, mulai dari proses penyedia barang dan jasa (PBJ) nya kemudian dilihat dari fisiknya hanya seperti itu saja,” tambahnya.
Terkait informasi adanya dugaan perihal Mark up anggaran administrasi pembangunan gedung serbaguna tersebut. Camat Kutowinangun memberikan ucapan terimakasih kepada tim media selaku kontrol sosial yang mau memberikan informasi kepada dirinya.
“Dari teman-teman atau rekan-rekan wartawan selaku kontrol sosial kami selaku Camat Kutowinangun mengucapkan terimakasih atas informasinya, dan itu bisa menjadi evaluasi untuk kami untuk kedepannya. Setelah ini kami coba untuk melakukan pengecekan kembali sesuai batas kewenangan dan apabila disana menemukan sesuatu dianggap janggal, maka saya akan menyampaikan ke dinas lnspektorat,” pungkasnya.
Sebagai informasi.
Diberitakan sebelumnya!
Kebumen, Jawa Tengah, Jurnal Investigasi News – Proyek Pembangunan gedung serba guna (GOR) Panjang 34 meter, Lebar 20 meter sudah menelan anggaran hampir setengah Milyar, tak kunjung selesai bersumber dari Dana Desa.
Tepatnya di Desa Tanjungsari, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Terkait perihal tersebut diatas yaitu pembangunan gedung yang menelan anggaran fantastis, yang hanya masih berbentuk kerangka besi.
Selaku Penanggung jawab (PJ) Kepala Desa Tanjungsari Anang Suprayogi mengatakan, bahwa proses pembangunan gedung serbaguna tersebut dilaksanakan secara berkala atau bertahap.
“Saat pembangunan ditahap pertama kalau tidak salah ditahun 2021, tahap kedua ditahun 2023, rencana ditahap ketiganya akan diselesaikan pada tahun ini” terang Anang Suprayogi saat dikonfirmasi tim media di Kantor Balai Desa Tanjungsari, diruang kerjanya, Selasa (4/6/2024).
“Ditahap pertama dan tahap kedua pengerjaan pembangunan gedung sudah sesuai dengan rencana, bahkan kemarin sudah di monitoring dari Kecamatan maupun dinas terkait.
Bahkan setahu saya semua desa sudah dilakukan monitoring, bukan hanya desa Tanjungsari saja,” tambahnya.
Kemudian saat disinggung berapa jumlah dari dana anggaran ditahap satu dan dua, kades tersebut tidak bisa memberikan penjelasan, bahwa dirinya tidak mengetahui berapa jumlah anggaran yang digunakan dalam pembangunan gedung serbaguna yang sudah dikerjakan sampai saat ini.
“Untuk kepastian berapa dana yang dikeluarkan terkait pembangunan itu kurang faham,” ungkapnya.
Akan tetapi ada yang janggal perihal keterangan kades Anang Suprayogi terkait pernyataan monitoring dari dinas terkait, sebab dirinya belum menjabat di Desa Tanjungsari kenapa dia sudah menerangkan bahwa kecamatan atau dinas terkait sudah melakukan monitoring ke desa-desa khususnya Kecamatan Kutowinangun.
“Saya juga ga tahu benar dan tidaknya karena baru katanya (Kata siapa yang dimaksud-red). Dari informasi yang saya dapat, bahwa semua desa di Kecamatan Kutowinangun sudah ada moniv dari dinas terkait,” ungkapnya lagi.
Sementara itu Sekertaris Desa (Sekdes) Tanjungsari (AH) membenarkan, bahwa pembangunan gedung serbaguna ditahap pertama ditahun 2021 menelan anggaran sekira 200 juta rupiah dan ditahap kedua tahun 2023 menelan anggaran sebesar 260 juta lebih, dengan ukuran panjang sekira 34 meter, lebar 20 meter.
“Memang benar, ditahap pertama menghabiskan anggaran sekira 196 sekian juta rupiah. Anggaran ditahap pertama hanya digunakan untuk pondasi sama pengurugan. Dengan ukuran panjang 34 meter dan lebarnya itu 20 meter,” jelasnya.
“Ditahap kedua menghabiskan anggaran sebesar 260 sekian juta rupiah, ya seperti yang kita lihat ini, bahwa anggaran itu hanya digunakan untuk kerangka besi plus operasional,” bebernya.
Dia menambahkan, bahwa pembangunan gedung serbaguna akan diselesaikan pada tahun ini. Dengan anggaran dana sekira 400 juta rupiah yang bersumber dari dana desa tahun 2024.
“Untuk pembangunan gedung, kami akan menyelesaikan ditahun ini, desa menganggarkan dana sekira 400 juta rupiah lagi, yang intinya untuk finishing sampai jadilah, setelah selesai gedung akan digunakan untuk pertemuan dan olah raga misalnya Badminton, bola voli dan lain-lain,” jelasnya.
Terpisah warga setempat (PR) mengatakan, bahwa pembangunan tersebut penuh tanda tanya bagi warga sekitar, kenapa hingga saat ini pembangunan gedung serbaguna tak kunjung selesai dan belum dapat dinikmati oleh masyarakat setempat. Ditambah perihal pembangunan gedung serbaguna tersebut menelan anggaran yang begitu fantastis.
“Saya itu sangat heran, kenapa ya pembangunan gedung dari tahun 2021 sampai saat ini tak kunjung selesai, kapan bisa dinikmati oleh masyarakat setempat.
Padahal setahu saya dan warga sekitar pembangunan gedung itu menelan dana hampir setengah Milyar. Apa dananya di tilep sama oknum yang tidak bertanggung jawab ya, karena bukan main-main pembangunan gedung itu menggunakan dana yang lumayan banyak,” ucapnya.
Dirinya berharap, kepada dinas terkait untuk turun ke desanya dan segera melakukan audit supaya ada kejelasan dan kepastian yang jelas.
“Saya berharap kepada dinas yang membidangi untuk segera mengaudit desa kami, supaya ada kejelasan dan kepastian yang pasti, khususnya pembangunan gedung serbaguna yang tak kunjung selesai. Apakah warga harus membuat laporan terlebih dahulu supaya dinas terkait turun kelapangan?,” harapnya.
(Sunardi)